Tim Nazava
“As a social enterprise, everyone in the company is a subject matter expert. It’s been totally transformational for us” – Carl Camden.
Di Nazava, semua karyawan adalah asset. Setiap orang memiliki keahliannya masing-masing sesuai dengan bidangnya. Bagi kami di Nazava, bukan hanya tentang apa yang perusahaan sampaikan, tapi kami selalu fokus untuk mendengar apa yang karyawan, pelanggan, dan masyarakat luas ingin sampaikan. Kami saling menjaga satu sama lain, saling berkomunikasi, dan bekerja saling bahu-membahu. Misi kami selalu sama dan selaras dengan misi perusahaan, kami ingin menjadi yang terdepan untuk memastikan semua orang mendapatkan haknya atas air minum yang layak dimanapun mereka berada.
Ingin menjadi bagian dari team Nazava, check out our peluang kerja disnini
“Hi..! Selamat pagi! Apa kabar?”
Begitulah suara lantang khas Lisa setiap pagi menyapa semua timnya, dia tidak akan memulai bekerja sebelum semua team dari lantai satu hingga lantai dua selesai disapa dan disalami satu-persatu. Ramah, ceria, dan suara yang lantang membuat semua orang mudah akrab dengannya. Lisa bersama suaminya Guido memulai Nazava pada tahun 2009 di Aceh. Saat itu mereka datang sebagai relawan untuk membantu pemulihan pasca gempa besar dan Tsunami yang melanda Aceh 2 tahun sebelumnya. Saat di Aceh mereka melihat betapa sulitnya warga untuk mendapatkan air di Indonesia secara umum. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk menciptakan sebuah alat pemurni air sederhana namun ampuh bagi warga untuk mendapatkan air minum yang layak bagi semua orang, yang dikenal semua orang saat ini dengan brand Nazava.
Co Founder & Director
“Kenapa ga makan sayurnya? Ayoo habiskan!, itu ibu hamil sudah makan telur sama ati belum?”
Perhatiannya sangat besar terhadap semua teamnya. Itulah gaya khas Guido dalam memimpin perusahaan. Ia akan coba untuk mendengarkan masalah yang dihadapi oleh siapapun di dalam team Nazava dan mencoba mencari solusi bersama bukan meninggalkan mereka dalam keadaan terpuruk. Guido memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama, itulah yang membuat nya sangat cocok dengan Lisa. Satu hal yang paling ia benci adalah hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun, seperti halnya saat dia sedang berada dalam ‘sosis terbang’ (atau pesawat).