Kontroversi Galon Sekali Pakai untuk Lingkungan

Pada akhir 2020 lalu sempat marak petisi mengenai penolakan terhadap kehadiran galon sekali pakai. Perusahaan produsen galon sekali pakai menjadi sasaran kritikan dari masyarakat yang perduli akan kelangsungan lingkungan hidup.

Mengapa Galon Sekali Pakai Menuai Kritik?

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan, sampah menjadi salah satu fokus yang senantiasa terdepan untuk ditanggulangi karena karakternya yang sulit untuk terurai. Pasalnya, Indonesia sendiri telah masuk ke dalam kategori darurat negara yang mengalami krisis plastik.

Salah satu film dokumenter dengan judul Pulau Plastik  besutan Visinema Pictures hasi kolaborasi bersama Kopernik, Akarumput, dan Watchdoc berhasil memotret mengenai situasi darurat sampah di gryhazardowezadarmo.online Indonesia yang didominasi oleh sampah dari produk-produk sekali pakai yang menjadi polutan utama di lingkungan.

Dalam film yang tayang di layar lebar tersebut menceritakan tentang bahaya laten sampah plastik yang telah mengintervensi rantai makanan manusia hingga menyebabkan masalah pada kesehatan.

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton. Dari data tersebut simpulannya, terdapat sekitar 185.753 ton sampah yang beredar setiap harinya.

McKinsey and Co and Ocean Conservancy menyatakan bahwa Indonesia merupakan produsen sampah plastik kedua terbesar setelah Tiongkok.

Selain itu, Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan data mencengangkan bahwa sebanyak 3,2 juta ton sampah yang mencemari laut adalah sampah plastik. Kantong plastik yang mencemati lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau setara 85.000 ton.

Terang saja melihat bahaya dari sampah plastik sekali pakai menjadi topik yang menuai respon berupa protes oleh banyak pihak. Sampah tidak hanya mencemari lingkungan tapi juga telah mengintervensi rantai makanan.

Apakah Benar Galon Sekali Pakai Mudah Didaur Ulang?

Terdapat klaim yang menyatakan bahwa galon atau kemasan plastik sekali pakai berbahan PET dengan kode daur ulang no. 1 dapat segera didaur ulang dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun sayangnya, hanya 10-15% saja sampah yang berhasil didaur ulang. 60-70% sisanya berakhir di TPA dan 15-30% yang belum terkelola akan terbuang ke lingkungan seperti ke sungai, danau, pantai dan laut.

Jadi, bagaimanapun kehadiran galon sekali pakai memang secara langsung memberi beban baru pada lingkungan. Mengingat literasi dan praktik terkait mekanisme daur ulang masih sangat minim, hal ini menyebabkan kehadiran galon sekali pakai menambah daftar panjang jenis-jenis sampah di Indonesia.

Pihak-pihak yang Menolak Galon Sekali Pakai

  1. Sebanyak 27.000 warganet yang menandatangangi petisi di change.org terkait kehadiran galon sekali pakai.
  2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklarifikasi pernyataan produsen kemasan galon sekali pakai yang mengklaim memperoleh persetujuan dari KLHK. Terkait hal tersebut KLHK tidak pernah menerbitkan pernyataan atau dokumen resmi untuk mendukung galon sekali pakai.
  3. Aktivis dan Peneliti Lingkungan menyatakan bahwa dengan adanya galon sekali pakai menunjukkan pemerintah tidak tegas dalam menjalankan program pengurangan sampah plastik di tanah air. Produsen galon sekali pakai telah melakukan greenwashing, seolah-olah dia peduli lingkungan dengan menjual “lebih higienis”.

Kritik terhadap Ekonomi Sirkular

Memang jenis plastik yang paling mudah didaur ulang adalah Polyethylene Terephthalate atau PET nomor 1 karena karakternya yang transparan, kedap gas, dan tahan air. Karakter tersebut bisa menghasilkan produk turunan dengan nilai ekonomi sehingga sejalan dengan konsep ekonomi sirkular.

Menurut pandangan Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho, Pemerintah perlu mengubah definisi ekonomi sirkular. Karena semestinya praktik ekonomi sirkular bukan melulu berbentuk pergerakan roda ekonomi, tapi soal bagaimana masyarakat mampu memiliki tanggung jawab terhadap pola konsumsinya yang lebih ramah lingkungan.

Jadi, apakah masih mau memilih galon sekali pakai sebagai opsi untuk mendapatkan minuman layak konsumsi? Pelajari di sini kegunaan filter air di sini untuk alternatif mendapatkan air minum layak konsumsi yang lebih ramah lingkungan.