Post ini merupakan terjemahan dari artikel dari EWG mengenai air minum kemasan. Data dari Amerika serikat tapi informasi tetap relevan buat kondisi di Indonesia

1. Biaya air kemasan

Air keran (PDAM) berharga sekitar Rp 3 per liter sementara satu liter air minum dari pendingin di toko lokal Anda berharga sekitar Rp6000. Itu berarti Anda membayar sekitar 2.000 kali lebih banyak untuk air kemasan. Meskipun demikian, orang Amerika Serikat meminum 12,8 miliar galon air kemasan pada tahun 2016, meningkat hampir 9 persen di tahun 2015, menurut Beverage Marketing Corporation. Uang yang Anda gunakan untuk membeli air bisa digunakan untuk banyak hal lain, seperti untuk membeli filter air minum.

2. Kualitas air minum kemasan

Pengujian laboratorium oleh EWG telah menemukan segala macam hal buruk dalam air minum kemasan bermerek populer (di Amerika Serikat)  seperti kimia disinfeksi, bahan kimia industri, obat resep dan bahkan bakteri. Dan  industri air minum dalam kemasan dapat menyembunyikan hasil pengujiannya. Pengetahuan adalah kekuatan, dan dengan air kemasan Anda mungkin tidak tahu apa-apa tentang apa yang Anda minum.

3. Botol air minum kemasan

Sudah cukup buruk bahwa air kemasan yang Anda minum mungkin terkontaminasi. Tapi botol itu sendiri bisa menambah masalah lagi  Penyelidikan EWG menemukan bahwa plastik PET – jenis yang digunakan untuk membuat botol air plastik dan diberi kode “1” di bagian bawah – dapat berisi puluhan bahan tambahan kimia, kotoran manufaktur dan produk sampingan rusak. Itu lebih dari 80 kontaminan tambahan yang bisa masuk ke air Anda.  Jadi lebih baik ambil gelas atau botol stainless steel yang bisa digunakan kembali, dan isi dengan air keran yang disaring (mengunakan filter air Nazava- seperti filter air Nazava Murni).

4. Sampah

Statistik EPA menunjukkan bahwa kurang dari 32 persen botol plastik PET dan toples didaur ulang pada tahun 2014.3 Itu berarti 68 persen lainnya dibiarkan menyumbat tempat pembuangan sampah, membahayakan margasatwa dan jalur air yang tercemar. Sebenarnya, organisasi konservasi laut samudera memperkirakan bahwa sampai 20 juta ton plastik berakhir di lautan kita setiap tahun, 4 dengan beberapa orang mengumpulkan ke tempat pembuangan sampah yang sangat luas seperti Patch Sampah Pasifik, yang diperkirakan berukuran sekitar Texas (atau pulau Borneo) .

5. Energi terbuang

Dan sampah bukan satu-satunya masalah lingkungan yang disebabkan oleh botol air. Analisis oleh Pacific Institute, sebuah think tank air global, menemukan bahwa dibutuhkan energi hingga 2.000 kali lebih banyak untuk menghasilkan air kemasan daripada air keran. Diperlukan energi untuk membuat botol, mengisinya dengan air dan mengirimkannya ke toko.