Global Warming Bukan Satu-satunya Penyebab Jakarta Tenggelam pada 2030

Sumber: Climate Central

Proyeksi peta di atas dikeluarkan oleh Climate Central yang merupakan lembaga yang berkonsentrasi pada lingkungan hidup. Wilayah yang diberi warna merah (pesisir) merupakan daerah yang diprediksi akan tenggelam pada 2030.

Adapun wilayah Jakarta yang diproyeksikan tenggelam meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Selatan.

Riset dari berbagai sumber yang disampaikan oleh para ahli menyebutkan bahwa sebagian wilayah Jakarta akan tenggelam pada 2030. Beberapa riset menyatakan bahwa penyebabnya adalah global warming atau pemanasan global.

Suhu bumi yang meningkat menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hasil studi ini bukan satu-satunya penyebab tenggelamnya Jakarta pada tahun mendatang.

Ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab tenggelamnya wilayah Jakarta, di antaranya:

1. Penurunan Permukaan Tanah – ITB

Para peneliti bidang geodesi dari ITB menyatakan bahwa penurunan permukaan tanah sudah terjadi setiap tahun.

Pada 2050 sekitar 95% wilayah Jakarta Utara akan tenggelam. Tak hanya Jakarta Utara, tapi wilayah lainnya. Jakarta Barat turun 15cm per tahun, Jakarta Timur 10cm, Jakarta Pusat 2cm, dan Jakarta Selatan 1 cm per tahun.

2. Naiknya Permukaan Air Laut

Pemanasan global menyebabkan wilayah kutub yang terdiri dari es mencair dan menyebakan kenaikan permukaan laut. Permukaan air laut diproyeksikan akan naik dua setengah kaki (76,2 cm) yang menyebabkan jutaan orang akan bermigrasi.

3. Eksploitasi atau Pemompaan Air Tanah yang Masif – NASA

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA merilis prediksi bahwa Jakarta menjadi wilayah pesisir yang berpotensi untuk tenggelam pada 2030.

Banjir menjadi pemicu utama, terutama ketika musim penghujan. Letak Jakarta yang berada pada sungai daratan rendah menyebabkan luapjan yang merendam kota, kondisi ini sebagian besar didorong oleh pemompaan air tanah yang masif.

NASA dan beberapa peneliti yang sepakat mengenai prediksi tenggelamnya Jakarta menekankan perihal dampak buruk dari pemompaan air tanah secara terus menerus. Mekanisme penyaluran air dengan pipa seharusnya mulai dilakukan untuk memitigasi situasi.

4. Fungsi PDAM yang Tidak Maksimal

Faktor penyebab eksploitasi berlebihan air tanah karena sebanyak 60% warga Jakarta masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Fungsi PDAM hanya mampu mengakomodasi sekitar 40% saja.

5. Pesatnya Pembangunan, Minimnya Ruang Terbuka Hijau

Sebagai Ibu Kota yang memiliki tingkat pembangunan terpesat beragam pusat ekonomi berupa infrastruktur turut dibangun di Jakarta. Kepadatan penduduk juga menjadi salah satu menyebab pesatnya pembangunan.

Keberadaan gedung-gedung tinggi berbeton juga menjadi sebab menurunnya permukaan tanah. Belum lagi fakta terkait gedung-gedung tinggi yang turut mengadalkan air tanah, hal tersebut memicu penurunan tanah. Pembangunan juga semakin mempersempit eksistensi ruang terbuka hijau sebagai penyerap air.

Saat ini salah satu upaya mitigasi tenggelamnya Jakarta telah dilakukan pemerintah, di antaranya pembangunan tanggul laut raksasa yang terletak di pesisir Jakarta yang saat ini masih didesain oleh PUPR.

Lalu apa yang kita bisa lakukan? setidaknya mulailah gaya hidup ramah lingkungan agar tidak berkontribusi pada pemanasan global.

Ayo mulai gaya hidup ramah lingkungan dengan pakai produk berkelanjutan. Share artikel ini untuk menyebarkan kesadaran penyelamatan lingkungan. Langkah kecil untuk menyelamatkan lingkungan akan berarti banyak bagi keberlangsungan bumi kita tercinta.

“80-90 persen penyebab penurunan tanah karena itu (pengambilan air tanah),” -Peneliti ITB

“Ibu Kota harus mengurangi penyedotan air tanah. Sebab hal tersebut berdampak pada pelambatan penurunan muka tanah.” -Anies Baswedan

“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi (sekitar 0,7 meter), Anda akan melihat jutaan orang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur,” -Joe Biden